Tanggapan Terhadap Berita di Media
- Media cetak
--> Koran Pikiran Rakyat halaman 19 (Rabu,5 September
2018) oleh Dhita Seftiawan.
dengan judul berita : 3,4 juta Warga Buta Aksara, Tersebar
di 11 provinsi, Tertinggi di Papua.
Dari berita yang saya baca 3,4 juta Penduduk Indonesia atau
2,07 persen masih buta aksara dengan rentang usia 15-59 tahun.
Diberita tersebut juga dinyatakan bahwa Jawa Barat menjadi
Provinsi di Pulau Jawa yang angka buta aksara penduduknya dibawah rata rata
nasional 1 persen. Kita patut bersyukur
sebagai masyarakat yang menempati Provinsi Jawa Barat karena rendahnya warga
Jawa Barat yang buta aksara akan tetapi kita masih harus berjuang untuk
menurunkan presentase buta aksara di wilayah Indonesia yang lain karena masih
ada wilayah di Indonesia yang angka buta aksaranya tinggi, terutama di papua.
Tentu saja hal tersebut perlu peran dari pemerintah hingga masyarakat luas.
Ada hal lain juga yang cukup menyedihkan yaitu jika dilihat
dari perbedaan gender, perempuan memiliki angka buta aksara lebih tinggi
dibandingkan dengan laki laki. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Apakah di
beberapa wilayah di ndonesia masih ada pemikiran bahwa perempuan tidak perlu
untuk meraih pendidikan yang tinggi?
Padahal saat ini perempuan dapat memperoleh pendidikan yang sama dengan
laki laki. Perlunya dukungan dan
kerjasama dari multipihak untuk bersama sama membantu warga Indonesia bebas
dari buta aksara.
Adapula informasi mengenai peringatan Hari Aksara
Internasional(HAI) pun akan dipusatkan di kab. Deli Serdang, Sumut, 6-9 September
2018. Tema HAI tahun ini secara nasional adalah " mengembangkan
keterampilan literasi yg berbudaya" hal ini sangat bagus untuk
dilaksanakan agar masyarakat tidak hanya melek huruf tetapi juga berbudaya. Apalagi kita di Indonesia yang memiliki berbagai budaya tentunya harus membiasakan
hidup berbudaya, hal ini mungkin yang dipikirkan oleh pemerintah untuk
melaksanakan literasi yang berbudaya.
- Radio
--> Elshinta 89.3 FM (Senin, 10 September 2018)
Berita mengenai : Perayaan Malam Tahun Baru Islam 1440 H
Dari berita yang saya dengar di radio Elshinta ini daerah
yang merayakan pergantian tahun baru islam yaitu, di Kota Ponorogo bertempat di
alun-alun Kota Ponorogo;Kota Kudus, Jawa Tengah bertempat di alun-alun Simpang
Tujuh Kota Kudus; dan Bogor bertempat di
Desa Ciherang, Kec. Dramaga, Kab. Bogor.
Desa Ciherang, Kec. Dramaga, Kab. Bogor menjadi tuan rumah
dalam perayaan malam tahun baru ini. Puluhan ribu warga sangat antusias
menyambut tahun baru islam 1440 H. Penyelenggara menyampaikan makna dari acara
perayaan tahun baru ini yaitu, sebagai alat pemersatu dalam hal keagamaan,
ajang silaturahim disekitar wilayah Ciherang. Acara perayaan tahun baru islam
ini merupakan acara rutin setiap tahun di Desa Ciherang, tahun ini acara disertai
doa bersama, pesta karnaval dan pawai obor.
Hal tersebut tentu saja bagus karena masyarakat tidak hanya
menyambut tahun baru masehi saja yang meriah tetapi tahun baru islam juga
diselenggarakan tak kalah menyenangkan.
Puluhan ribu warga yang ikut memeriahkan acara pergantian tahun baru
islam ini tentu saja memiliki keantusiasan yang luar biasa. Sepertinya hal tersebut juga akan bagus jika
lebih banyak daerah di Indonesia yang ikut memeriahkan tahun baru hijriah
disertai dengan kegiatan doa bersama yang nantinya acaranya akan menjadi lebih
bermakna.
- Televisi
--> Redaksi Petang di Trans 7 (Senin, 10 September 2018)
dengan judul berita : Anak SD Lintas Perbatasan Demi Bisa Menuntut
Ilmu
Berita tersebut pun viral dan mendapatkan perhatian warganet
serta banyak juga yang mengapreaiasi anak tersebut. Setiap hari anak SD tersebut untuk bersekolah
mesti Melewati pos batas negaranya untuk bersekolah di daerah Entikong,
Kalimantan Barat. bahkan ada yang
berkomentar kalau salah satu artis Indonesia kalah dengan bocah yang setiap
hari untuk bersekolah saja mesti keluar negeri.
Berita tersebut memberitahu kepada penonton dirumah mengenai
perjuangan seorang anak untuk bersekolah sampai melintasi perbatasan negara itu
sungguh luar biasa, kita yang lebih beruntung seharusnya lebih mensyukuri karena
sekolah lebih mudah tidak perlu melewati perbatasan negara.
- Online
--> vivanews ( Jumat, 7 September
2018) https://www.viva.co.id/berita/nasional/1072794-wanita-sindikat-perdagangan-orang-lintas-negara-dibekuk-di-aceh
Oleh Mohammad Arief
Hidayat,Zulfikar Husein (Lhokseumawe)
dengan judul berita : Wanita Sindikat Perdagangan Orang
Lintas Negara Dibekuk di Aceh
Dari berita yang saya baca pelaku menjual para korbannya
untuk dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial alias PSK di Malaysia. Pelaku
memberikan iming iming yang cukup menggiurkan bagi korbannya, sehingga
korbannya pun terbujuk oleh iming iming si pelaku. Korban pun menuruti semua
arahan dari si pelaku, pelaku meninggalkan korban di tempat dengan alasan
alasan.
Hal tersebut bahkan bisa terjadi di Aceh sana, dimana hukum
islam diberlakukan. Lalu bagaimana kabar di wilayah indonesia lainnya yang
tidak menerapkan hukum tersebut, bukan berarti kasusnya lebih buruk. Hanya saja
ada kemungkinan di wilayah lain terjadi hal tersebut. Hal tersebut juga dapat
mengajarkan kita untuk lebih berhati hati agar tidak mudak terbujuk oleh orang
asing, apalagi seorang perempuan harus ekstra hati hati jika berada di luar
lingkungan tempat tinggal atau rumah karena dengan kitanya yang lebih berhati
hati dan tidak mudah termakan oleh iming iming karena dengan begitu akan
mengurangi hal hal yang tidak diinginkan, salah satunya penjualan manusia.
Padahal kegiatan tersebut merupakan perilaku yang terlarang tetapi masih ada
saja orang orang yang melakukan hal tersebut.
Perilaku seperti itu tentu terlibat dalam banyak pasal pelanggaran.
Komentar